3 minggu di pondok mertua indah

 

Abiz nikah tgl 20 februari 2008, aq pun mau tidak mau aq harus tinggal dulu di pondok mertua indah. Coz aq harus menuntaskab masa sosialisasi dengan beranjangsana ke rmh saudara2 di lombok timur. Ibunya nunik adalah sembilan bersaudara maka harus keliling2 belum lagi ke rumah sepupu.

Hari2 itu aq manfaatkan juga tuk mempelajari lebih dalam tentang budaya sasak. Banyak pelajaran menarik yg kudapat. Mulai tatacara makan , gotong royong masyarakat,maupun selamatan kematian.

            Lombok adalah daerah yg masyarakatnya religus. Ini ditunjukkan oleh budaya “kaum sarungan”, serta pengormatan terhadap sosok tuan guru sebagai pemimpin spritual..di tambah lagi banyaknya berdiri masjid yg megah di tiap desa..untuk urusan agama masyarakat begitu peduli dan “fanatik” tapi di balik itu ada sebuah pameo yg kadang agak  nyelekit…kota seribu masjid dan sejuta maling” . Maling adalah momok dan juga menodai ke relegiusan lombok..apakah ini sebuah efek samping dari sebuah kota relegius? Karena kondisi ini juga bisa di temui di daerah tapal kuda jawa timur.

            Makan ialah aktivitas mengisi perut untuk mengembalikan energi yg habis untuk sebuah aktivitas. Tapi aktivitas makan tidak sesederhana itu memaknainya..ada ranah budaya yg mewarnainya. Begitu juga di lombok timur, tata cara makannya, makanan yg disajikan memiliki perbedaan dengan masyarakat jawa pada umumnya.

Kalo di jawa lazimnya makan adanya di ruang makan dan di meja makan tapi di llombok timur, masyarakat tdk terbiasa makan di meja makan. Cara makanya, dengan menggelar tikar di ruang keluarga atau ruang nonton tv. Dengan cara lesehan menyantap makanan dengan menggunakan tangan. Ada budaya nasi diambilkan dengan urut orang yg lebih tua terlebih dahulu.jarang yg makan dengan sendok dan garpu. Menu masakan juga kadang aneh bagiku..sayur kebanyakan yg bersantan. Ada sayur rebung ,sayur tongkolnya pisang dan lain2. yg lebih aneh ada sayur kacang tanah  dan kedelei yg berisi kuah. Sambal yg di buat yaitu sambal tomat yg cabenya paling Cuma 1-2 biji. (mana pedes….!).

            Budaya bangsa yg dulu diagung-agungkan yg sekarang sulit di temui di perkotaan yaitu gotong royong bisa di temui disini..aromanya kental banget. Kebetulan kemarin masjid samping rumah yg juga tempat aq akad nikah akan di pugar total (padahal menurutku masih bagus), maka berkumpulah warga bergotong royong untuk pembangunan. Aq terperanjat melihat antusias warga yg begitu mengagumkan. Tua muda , pria wanita berbaur jadi satu…kaum hawa tidak mau kalah dalam kerja keras..ada yg ngangkut pasir,ada yg ngangkut batu maupun tanah. Itu lah kondisi maupun nilai plus warga lombok..salut abizz deh

 

Itulah sedikit oleh2 kapan-kapan aq tulis lagi yg lain

Tinggalkan komentar

Belum ada komentar.

Comments RSS TrackBack Identifier URI

Tinggalkan komentar